Postingan

Cerita semangkuk soto ayam

Hari itu di Jerman memasuki akhir musim dingin, meski salju nyatanya belum turun. Hal biasa, karena tinggal di Jerman utara. Salju jarang datang. Sudah empat hari aku tidak nafsu makan. Seorang rani, gadis yang baru dihadapkan oleh masalah hidup yang sebenarnya tidak baru, tapi karena harus berjuang sendirian di tanah rantau, entah mengapa terasa lebih berat. Bagai disambar petir di siang bolong, aku mendapati diri ku ditipu habis-habisan. Sejujurnya aku senang dengan kenyataan yang ada, karena enam bulan sudah rasa ini tak tau arah. Tapi yang membuat hati ini terasa bagai luka menganga yang disiram perasan jeruk lemon (re: perih cuy) adalah aku telah menyia-nyiakan waktu enam bulan ku di Hamburg. Terombang ambing bagai orang kehilangan akal. Gundah gulana tak ada habisnya. Gundah gulana sedih kecewa jatuh rapuh untuk pertama kalinya dalam hidup ku, aku tidak nafsu makan, haha. Karena biasanya sakit separah apapun tetap nafsu makan. Akhirnya ku putuskan untuk mencari pertolongan. Ke

Pertolongan Allah Selalu Dekat Last Part

Hari Idul Adha pun tiba. Sekitar 05.30 gue berangkat dari rumah. Sebelumnya sudah pamit dengan Guestmutter bahwa pada hari tersebut gue akan keluar rumah pagi-pagi sekali. Beliau terlihat kaget karena beribadah kok pagi-pagi sekali. hehehe. Nah akhinya gue menuju mesjid Turki di pusat kota. Sengaja gue parkirkan sepeda di dekat lampu merah depan gereja St. Jakoub. Gue mau menghirup udara dingin Luebeck sambil mengamati aktifitas pagi hari. Gue sempat melihat petugas kebersihan dengan mobil kebersihan yang mempunyai 4 sapu raksasa yang seolah-olah itu adalah kaki dari si mobil haha. Gue juga melihat para tunawisma yang masih tidur berselimutkan kain tebal dan beralaskan seadanya. Jujur gue sedih banget sih. Gue aja yang alhamdulillah tidur di dalam rumah, pakai selimut tebal masih merasakan dingin. Apalagi mereka huhu. Hmm ya namanya hidup. Hal-hal seperti itu yang bisa dijadikan pembelajaran agar senantiasa bersyukur. Gue lanjutkan langkah kaki gue dengan menggendong tas kulit hitam gu

Pertolongan Allah Selalu Dekat Part 3

Satu hari sebelum Idul Adha gue berangkat buat survey lokasi. Biar pas hari H-nya gue ga telat karena solat Id itu kan selalu pagi-pagi. Gue buka offline map. Bersyukur sekali ada yang buat aplikasi ini. Gue belum punya kuota internet otomatis ga bisa buka google map doong. Coba-coba cari eh nemu offline map. Bismillah gue memutuskan untuk jalan ke Mesjid Al-Fatih di Katharinnenstrasse. Bahahha baru juga 500 meter gue puter arah karena bener-bener takut nyasar. Si peta ngasih arah yang jalanannya belum pernah gue lewatin. Akhirnya gue pulang lagi ke rumah buat numpang wifian cari mesjid yang lain. Akhirnya gue mencoba untuk ke mesjid Turki yang terletak di pusat kota. Di jalan gue selalu bertanya dengan orang yang secara random gue temuin. Gue pikir orang Jerman sombong dan ga bakal mau ditanya. Tapi engga tuh. Sampai hari ini alhamdulillah, mereka super duper ramah. Selama kita sopan dalam bertanya, mereka juga tak akan segan untuk menjawab. Selain ke orang Jerman, gue bertemu dengan

Pertolongan Allah Selalu Dekat Part 1

HaloHai Assalamu'alaikum. Sekarang sedang musim gugur dan suhu udaranya ga nyantai. Dingin banget! Gue mau cerita tentang hal-hal magic yang gue rasain sekarang ini. Untuk pertama kalinya dalam hidup gue selama 23 tahun gue merantau, jauh dari keluarga, jauh dari negara, jauh dari tanah kelahiran. Yap, gue sekarang tinggal di Jerman tepatnya di kota Luebeck, Schleswig Holstein. Awal-awal menginjakan kaki di Jerman deg-degan kaya ga sengaja papasan sama gebetan di jalan hahaha. Sampe nyubit diri sendiri berkali-kali. Apa iya gue beneran udah ada di Jerman. Negara impian gue, yang selama ini membuat gue semangat belajar dan mengejar cita-cita. Alhamdulillah, berkat Allah dan do'a-do'a orang tersayang, segalanya dipermudah. AKHIRNYA GUE SAMPE JERMAN. Hehehe. Gue tiba di Jerman hari Jumat 10 Agustus 2018. Gue dijemput sahabat gue, namanya Juhaida. Saat itu alhamdulillah bahagianya gue luar biasa.Akhirnya bisa ketemu sahabat yang udah 6 tahun ga ketemu. Gue diajak keliling kota

Pertolongan Allah Selalu Dekat Part 2

Lanjut dari part sebelumnya nih yang menceritakan gue ga betah pingin pulaaaang. Akhirnya gue merenung. Ini semua jalan hidup yang sudah gue pilih dan pertimbangkan matang-matang. Semua keluarga ataupun senior yang sudah merantau di Jerman bilang, sebulan dua bulan gue bakal merasa homesick terus, ENJOY aja nanti juga BETAH, malah ketagihan tinggal di Jerman hahaha. Akhirnya di atas sejadah gue berdoalah sama Allah. Karena satu-satunya penolong manusia yang penuh hina ini ya hanya Allah. Gue berdoa semoga segera dipertemukan jodoh di Jerman biar gue ada temennya. Hahaha. Bercanda deng. Gue berdoa, semoga dipertemukan teman dan orang yang baik di Luebeck biar gue ga ngerasa sendiri lagi. Hampir tiap hari gue berdoa itu. Karena sampai kapan pun kalo gue ngerasa sendiri terus ya gue akan selalu merasa ga betah. Ga tanggung-tanggung, gue minta sama Allah dipertemukan dengan teman baik yang satu AKIDAH dan satu negara. Awal-awal berdoa gue agak ga yakin sih. Karena Luebeck ini kota kecil, b

Kisah Kasih Bimbel Muara Ilmu

Gambar
Bekasi, 20 Januari 2017 Bismillahirrohmanirrohim... Tulisan ini sengaja dibuat sebagai "Film mundur" tentang hari ini dimasa depan. Untuk kamu, yang rindu hari ini. Kamu yang rindu masa kecil mu. Kaka/Ibu akan mengingatkan kembali, murid ku. Sebenarnya karena terinspirasi sama diri sendiri sih. ketika hari ini, gue rindu dengan masa lalu dan rindu dengan teman2 les masa kecil, tapi gue ga bisa mengobati rasa rindu ini, karena keberadaan temen2 gue aja, gue gatau T.T  Ini tentang anak-anak imut nan lucu, murid-murid kaka di bimbel Muara Ilmu. Biar nanti kalau kalian sudah besar, kalian tinggal search aja "bimbel muara ilmu" kalian bisa menemukan tulisan ini untuk mengobati rasa rindu kalian. haha Akhir 2015 gue tanda tangan selembar kontrak yang bisa membawa gue untuk dapetin ilmu sebanyak-banyaknya. Gue diberi amanah sebagai kepala cabang bimbel ini. Banyak ilmu, suka, maupun duka yang gue dapet selama satu tahun kebelakang. Soalnya hari ini gue mensudahka

Negativer Einfluss der Seifenoper (Sinetron) für die Kinder und die Jugendlichen in Indonesien

Was ist Seifenoper? Eine Seifenoper ist ein serielles Unterhaltungs format im Rundfunk – zumeist im Fernsehen , gelegentlich auch im Hörfunk –, das einmal („ Weekly Soap “) oder mehrfach wöchentlich bis täglich („ Daily Soap “) in Form einer Endlosserie ausgestrahlt wird. [wikipedia]. In Deutschland heißt   Seifenoper, In Englisch heißt   soap opera, I n Spanien heißt   telenovela und   In Indonesien   heißt Seifenoper. Seifenoper in Indonesien Jeder Fernsehsender zeigt immer etwas in für den Zu schauer. Damit sehen viele Leute ihrem Program um die Wertung zu steigen. Ein Beispiel Seifenopern . Es gibt viele Fernsehsender in Indonesien, der oft Seifenoper zeigen. Ausgerechnet ist die Seifenoper für die Eltern. Aber die Tatsache sehen viele Kinder oder Jugend lichen die Seifenoper. Warum denn ? Weil, die Spielzeiten der Seifenoper die Kinder zu sehen macht. Heutzutage gibt viele Seifenoper im Fernsehen mit   vielen Geschichten. Und das fast alle